Dalam alkitab,terdapat hukum yang teramat konyol sbb:

(11) Apabila dua orang berkelahi dan isteri yang seorang datang mendekat untuk menolong suaminya dari tangan orang yang memukulnya, dan perempuan itu mengulurkan tangannya dan menangkap kemaluan orang itu,

(12) maka haruslah kaupotong tangan perempuan itu; janganlah engkau merasa sayang kepadanya.”(ulangan 25:11-12)

KEKONYOLAN-KEKONYOLAN AYAT DI ATAS:

MASAK HANYA KARENA KESALAHAN MEMEGANG KEMALUAN ORANG LAIN TANGAN HARUS DI POTONG?

Itu pun dalam rangka membela suami nya dari penganiayaan orang.gi mana jika sang suami yang di aniaya?.Apakah ini tidak konyol?masih mending ajaran islam,hukum potong tangan hanya bagi kejahatan berat seperti menggondol harta orang lain.tetapi alkitab memotong tangan hanya karena perkara sepele.

HUKUM INI TENTU BERLAKU JIKA SEORANG GADIS DALAM PACARAN MEMEGANG KEMALUAN PACAR NYA?

Apakah tangan si gadis juga harus di potong dalam kasus ini?mengingat penyebab di potong nya tangan adalah karena menangkap kemaluan laki-laki?jika pria memegang kemaluan perempuan bukan muhrim lain apa tangan nya juga harus di potong?

APA JADI NYA JIKA SAAT ITU SUDAH ADA TV DAN INTERNET,TELAH DI POTONG TANGAN SEORANG WANITA DI NEGARA PILIHAN ALLAH,ISRAEL,KARENA MENANGKAP KEMALUAN LAKI-LAKI BUKAN MUHRIM?

tentu kehebohan akan terjadi di seluruh dunia.dan HAM akan mengutuk tindakan ini.masak hanya karena masalah sepele tangan seorang wanita harus di potong.dan dalam kondisi menolong suami nya.dan kira-kira apakah ada kejadian di dunia ini jika dua orang pria berkelahi,isteri salh satu pria datang menolong suaminya dengan menangkap kemaluan lawan?apakah ini tak terlalu mengada-ada?

Betapa konyolnya,saya menolak jika ini adalah Firman Allah.sebab sudah banyak terbukti bahwa isi taurat banyak di kacau kan narasinya oleh tangan-tangan manusia.

pantaslah para ilmuan-ilmuan barat menganggap alkitab buku paling buruk di muka bumi:

Surat kabar di Ghana, yaitu Harian Times, 24 Juni 1964 yang dimuat oleh harian Mercusuar Yk. tertanggal 31-8-1968; Mr. RT. Payet, di dalam parlemen inggris tahun 1964 mengusulkan kepada Pemerintah Inggris dalam hal ini The British Home Secretary agar Injil dilarang beredar. Salah satu di antara sebabnya seperti yang ia katakan sebagai berikut: “I know of no book in history which could compare with the Bible as a source of bru-tality and sadistic conduct. Artinya: Tidak ada di dalam sejarah satu buku yang merupakan sumber dari perbuatan-perbuatan yang brutal dan sadis selain Injil ini. (I. Sudibya Markus dalam buku “Dialog Islam–Nasrani dan Usul Pelanggaran Injil di Inggris”, terbitan Potrosari Ler. 28 Mgl.).

Herman Bakels (1871-1954) dalam bukunya “Nij Ketters? Ya.. Om deere Gods”, p. 119-120, lewat buku “Dialog antara Ahmadiyah dengan saksi-saksi Yehowa”, p. 83 dan 88 berkata sebagai berikut: “De andere ses Bijbels (Weda, Awesta, de boeken over Boedha, Tao-teking, Con-fusius boeken, Kor’an) ken ik niet ge-noeg…Van onzen Bijbel weet ik dit zeker. Ik heb hem dertig jaar lang van voren tot achteren doorploeterd. En ik zeg ronde-ment; ik kan in Europa geen boek dat meer stikvol dingen-die-niet-waar-zijn zit dan de Bijbel.” Artinya: Adapun enam buah kitab (Weda, Awesta, Kitab-kitab tentang Budha, Tao-teking, Kitab–kitab Confusius, Al-Qur’an) tidak begitu saya kenal. Akan tetapi Bijbel kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30 tahun lamanya saya mengincah Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.